Cooling Tower, CT merupakan peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu air panas dengan cara mengekstraksi panas dari air kemudian mengemisikan panas ke atmosfer. Cooling tower memanfaatkan kontak antara air dan udara pada proses perpindahan panas yang kemudian dibuang ke atmosfer. Di dalam sistem cooling tower terdapat fan, distribution system, spray nozzle, packing, basin dan pompa.

Skema Cooling Tower

Air panas yang berasal dari proses atau sistem pendinginan mesin masuk ke cooling tower agar temperatur air turun sehingga air yang dingin bisa digunakan kembali

Kinerja Cooling Tower           

Secara umum diagram proses ditunjukkan pada gambar berikut;

 

Beberapa parameter yang digunakan mengevaluasi kinerja cooling tower terdiri dari;

(1) Range merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Nilai range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus.

(2) Approach adalah perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin baik kinerja menara pendingin.

(3) Efisiensi cooling tower merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase) atau yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien. Efisiensi cooling tower dirumuskan;

Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efisiensi menara pendingin.

 

Potensi Penghematan

Proses pelepasan panas atau pendinginan di cooling tower terjadi karena adanya pertukaran panas antara air panas dari unit produksi dengan udara luar (dari lingkungan). Alat yang digunakan untuk mempercepat proses pelepasan panas tersebut adalah kipas atau fan. Besarnya laju pelepasan panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida dan temperatur fluida.

Dalam upaya mengoptimalkan kinerja cooling tower yang perlu diperhatikan adalah perawatan dan pembersihan tower melalui pengendalian pertumbuhan alga yang dapat menimbulkan pembentukan deposit, fouling, corrosion, dan scale. Pertumbuhan alga yang tidak terkontrol mengakibatkan korosi lokal, penyumbatan dan penurunan efisiensi perpindahan panas. Akibatnya untuk mempertahankan efisiensi proses pelepasan panas agar tetap berada pada kondisi optimumnya, kerja fan menjadi lebih berat yang mendorong penggunaan energi yang lebih besar.

Kondisi seperti ini, secara langsung mempengaruhi kerja fan menjadi lebih berat yang akan mendorong terjadinya pemborosan energi. Apabila dilakukan perawatan dan pembersihan secara berkala di masing-masing unit cooling water, sehingga untuk mendapatkan efisiensi pendinginan yang sama dengan kondisi yang ada sekarang, maka kerja fan menjadi lebih ringan. Apabila daya fan setelah treatment dianggap akan sama atau mendekati data desainnya, Contoh perhitungan besarnya penghematan yang bisa dilakukan saat penulis melakukan audit disistem cooling tower ditampilkan pada tabel sebagai berikut;

Bila jumlah working hour dalam satu bulan adalah 206 jam/bulan, maka besarnya biaya penghematan energi dan biaya yang bisa dilakukan melalui pengendalian pertumbuhan alga adalah 8956 kWh/tahun dengan nilai sebesar Rp. 11.642.962/ tahun.

 

oleh Endarto